• Latest News

    Thursday, September 28, 2017

    Siapa yang berkembang? Kamu atau “Komputer”-mu?



    Sumber : Mi Community Xiaomi


    Manusia adalah mahluk yang dinamis, ia berubah-ubah mengikuti zaman dan lingkungannya. Lalu apa yang membuat perubahan itu mengarah ke hal yang lebih baik? Apakah teknologi? Apakah adat dan budaya? Ataukah masukan dari negeri-negeri tetangga? Dalam dunia yang serba modern saat ini peran teknologi informasi sangat-sangat besar. Dibanding dengan seluruh cabang ilmu teknologi, beberapa tahun belakangan ini kita dipaksa setuju bahwa teknologi informasi lah yang berkembang dengan sangat pesat. Lalu sudah siapkah kita menghadapi kepesatan itu? Sudah siapkah Negara kita ikut berkembang bersama teknologi informasi?
     
    Mempersiapkan generasi muda yang ikut berkembang bersama dengan teknologi informasi ibarat memaksa seorang pelari marathon beradu cepat dengan kuda pacu. Lalu apa yang harus dilakukan? Apakah kita akan selalu ketinggalan zaman? Tentu tidak. Kita tidak harus mengikuti mentah-mentah setiap perkembangan IT yang ada. Sebagaimana globalisasi, kita dapat menyaring perkembangan apa saja yang sekiranya dapat membuat masyarakat kita berkembang.

    Mengolah teknologi informasi bukanlah perkara yang sulit, kita hanya harus mengetahui apa saja informasi yang kita butuhkan dan mana yang tidak. Informasi apa saja yang dapat dijadikan alat untuk mempermudah pekerjaan kita dan mana yang tidak. Teknologi Informasi berkembang dengan cepat karena penyebarannya yang tidak pernah mengenal ruang dan waktu. Lalu kapan dan harus mulai darimana kita mengikuti perkembangan yang cepat itu? 

    Peran serta mahasiswa merupakan hal yang sangat krusial, mengembangkan IT pada para civitas akademik merupakan hal yang sangat logis. Dimana mereka yang masih memiliki semangat untuk belajar dan berkembang dapat dengan baik. Tidak hanya untuk perguruan tinggi, untuk pendidikan dasar dan menengah kita juga harus mulai menyisipkan IT dalam kehidupan berpendidikan. Hindari sifat kolot yang merasa bahwa diri ini gagap akan teknologi, terutama untuk para pengajar. Karena tentu, peserta didik tidak akan berkembang dengan baik jika pengajarnya tidak ikut berkembang dengan keadaan zaman.

    Sumber : EMARKETER


    Seperti saat ini, hamper dikatakan sekitar 45% masyarakat Indonesia sudah memiliki smartphone. Dan ada ribuan aplikasi yang tersebar di seluruh store aplikasi online. Lalu ada sebanyak apa aplikasi mengenai pendidikan?

    Sumber App Anie Indonesia


    Rata-rata aplikasi yang tersedia adalah bersifat hiburan, komunikasi, dan bisnis. Jarang sekali aplikasi yang memuat tentang pendidikan secara visioner. Bagaimana mengembangkan pendidikan lebih efektif, bagaimana membuat peserta didik jauh lebih tertantang untuk belajar melalu aplikasi-aplikasi tersebut. Lalu harus seperti apakah aplikasi yang dibuat? Seperti kita tahu bahwa kategori yang merajai di Google Play Store misalnya, adalah seputar komunikasi, sosial, dan hiburan. Maka mengapa tidak kita mengembangkan aplikasi yang bisa memuat ketiganya? Kita mengenal facebook, di sana ada sosial, ada hiburan, ada juga komunikasi. Namun terlihat bahwa tidak terlalu banyak pendidikan yang kita dapat melalui facebook. Lalu mengapa kita tidak membuat aplikasi berbasis pendidikan yang mirip seperti facebook. Dimana seluruh pelajar di dunia bisa saling bertemu, bisa saling beradu peringkat skor permainan tentang pendidikan? 

    Facebook sudah seperti melihat dunia di dalam dunia, apapun bisa dilakukan. Lalu mengapa kita tidak membuat Sosial  “Education” Media, yang berprinsip sama seperti facebook namun berisi para civitas akademika. Contoh seperti di Universitas Mercu Buana, membuat sistem elearning dimana antar mahasiswa bisa saling berkomunikasi dan berdiskusi melalui forum. Bahkan antar dosen dan mahasiswa bisa saling berdiskusi. Mengapa kita tidak mengembangkan inovasi dari Universitas Mercu Buana ini menjadi suatu aplikasi yang berdiri sendiri. Aplikasi seperti facebook, dimana disitu berkumpul para siswa, mahasiswa, dosen, guru, professor, praktisi, profesionalis dalam satu wadah? Dimana jika ada kesulitan  bisa saling bantu membantu dengan ilmu dan sumber yang jelas. Para ahli bisa saling berbagi pengalaman, bisa langsung chatting antar pengguna yang terdaftar. Ibarat konsultasi suatu ilmu, langsung dari sumbernya.

    Sebagai contoh lain, di elearningFakultas Ilmu Komputer (FASILKOM) Universitas Mercu Buana, para dosen yang membuka forum diskusi membiarkan para mahasiswanya mengeksplor pengetahuannya sendiri-sendiri. Sehingga istilah-istilah yang mungkin saya pribadi tidak tahu, menjadi pengetahuan baru bagi saya. Lalu bayangkan jika ini kita lakukan langsung bersama para-para ahli yang tersebar diseluruh Indonesia atau bahkan Dunia dalam satu wadah yaitu, Social “Education” Media.

    Tentu untuk mewujudkan ini akan terbentu oleh banyak persoalan. Seperti mungkin tidak akan banyak orang yang akan bergabung dalam aplikasi ini. Sifat kolot atau merasa jauh dengan teknologi juga merupakan isu sosial yang sangat berat untuk dipecahkan. Tidak mudah memaksa seseorang untuk langsung pindah segala sesuatunya menjadi by system.
    Namun tentu, jika seandainya orang-orang yang merasa gagap teknologi saja mendadak bisa punya facebook, bisa memiliki smartphone, bisa lancer menggunakan email. Lalu apa sulitnya jika mengajak menggunakan Social Education Media ini? Apa yang kita perlukan? Dokumentasi, itu jawaban yang tepat. Iklan dan dokumentasi yang jelas tentu akan mempermudah penyebaran informasi tentang seperti apa aplikasi ini, bagaimana cara kerjanya, apa saja manfaat dan resiko yang didapat. Ingat, kita bermain diteknologi informasi. Tentunya menyebarkan dokumentasi ataupun promosi seperti ini bukanlah perkara yang sulit. Segala sesuatu bisa kita jadikan viral, jika berita-berita buruk saja bisa jadi viral, bagaimana berita baik seperti ini?
    Dokumentasi dan Promosi yang jelas dapat dijadikan alat untuk mengajak seluruh ahli dibidang pendidikan agar mau bersatu dan berbagi dalam satu wadah. Tentunya dokumentasi dapat dijadikan alat untuk dipelajari oleh para pengguna. Dengan harapan jika ada aplikasi seperti ini, dan dapat terwujud serta bisa sebesar sosial media yang umum, maka dapat dipastikan kita bisa beralih ke dunia pendidikan digital. Tidak ada lagi pohon ditebang untuk membuat buku pelajaran, tidak ada lagi jarak dan waktu untuk peserta didik dan pengajar untuk saling berdiskusi. Tidak ada lagi batasan antara ilmu pengetahuan dan para penjamin masa depan Negara kita.
    Sumber : Tufts Enigma
    Next
    This is the most recent post.
    Older Post
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Siapa yang berkembang? Kamu atau “Komputer”-mu? Rating: 5 Reviewed By: Gilang al Qarana
    Scroll to Top