• Latest News

    Thursday, May 26, 2016

    Lebih Penting Mana, Agama atau Budaya?



    Agama atau Budaya? Mana Yang Lebih Penting?
    Pertanyaan yang sering muncul di dalam benak saya beberapa hari ini. Budaya atau agama, mana yang lebih penting? Banyak orang tentu akan menjawab agama, namun apakah semuanya menjawab agama yang lebih penting? Belum tentu. Kita lihat realita, realita yang nyata dan benar-benar ada di depan mata kita, sesuatu yang biasa sehingga kejanggalannya tak lagi terasa. Agama dan Budaya, adalah bagian dari diri kita.

    Budaya, datang bersama anggapan, setiap saat menjadi baru dan up to date, bahkan lebih update daripada aplikasi di playstore. Apakah justru budaya yang lebih penting? Sekarang saya  mau survey dengan beberapa pertanyaan yang harus kalian jawab dalam hati, kenapa? Karena hati ga mungkin bohong.

    • Apa kamu merasa nyaman tidak memiliki pasangan?
    • Apa teman mu banyak yang memiliki pasangan? Mereka semua sudah menikah?
    • Apa teman mu suka meledek ketika kamu tidak memiliki pasangan?
    • Apa kamu suka datang ke tempat berkumpul? Seperti tempat makan atau tongkrongan?
    • Apa kamu pengguna sosial media?
    • Apa dampak sosial media bagi kamu? Mempermudah hidup atau membuat candu?
    • Untuk apa kamu kuliah?
    • Apa kamu senang ketika mendapat gelar sarjana?
    • Apa setelah lulus kuliah perjuangan terhenti sampai disitu?
    • Apa kamu berani menikah sebelum kuliah?
    • Apa kamu berani menikah sebelum lulus sarjana?
    • Apa kamu berani mementingkan kerja daripada kuliah?
    • Apa kamu yakin bisa bekerja jika tidak kuliah?
    • Apa kamu yakin hidupmu akan sukses kalau tidak kuliah?
    • Apa pentingnya menikah?
    • Untuk apa kamu menikah?
    • Kenapa kamu tidak berani menikah sebelum kuliah?
    • Kenapa setelah lulus kuliah kamu tidak langsung menikah?
    • Kenapa menunggu harus punya puluhan juta baru mau menikah?
    • Seperti apa kriteria orang yang akan kamu nikahkan?
    • Apakah pasangan kamu akan menerima jika kamu melamarnya padahal kamu belum mapan, Kerja masih kontrak, Atau bahkan kamu belum punya pekerjaan?
    • Jika ia menerima, kenapa kamu menunggu sampai lulus kuliah untuk menikahinya?
    • Last question, apakah agama yang memberi semua jawaban kalian dalam menjawab pertanyaan di atas? Atau budaya yang memberi jawaban?


    Apakah agama mengajarkan kamu untuk nyaman menjomblo? Tidak. Atau kah agama mengajarkan memiliki pasangan sebelum menikah? Tidak. Apakah agama memperbolehkan meledek orang lain? Tidak. Apa agama mengajarkan bersosial media? Tidak. Apakah agama mengharuskan kamu menjadi sarjana? Tidak. Apakah dalam agama syarat menikah harus lulus kuliah dulu? Tidak. Apa agama bilang bahwa rezeki datang bukan dari tuhan tapi dari ijasah? Tidak. Apakah agama mengajarkan menikah dengan biaya puluhan juta? Tidak. Apakah agama bilang orang yang belum mapan tidak boleh menikah? Tidak.



    Betulkah agama lebih penting? Lalu kenapa kamu membiarkan budaya yang menjawab semua pertanyaan itu? Ohiya, sosial media itu termasuk budaya ya sekalipun kalian mensyiarkan dakwah di sosial media. Lalu seperti apa yang budaya ajarkan?

    Lucu memang ketika kebahagiaan hanya ditentukan dari memiliki pasangan atau tidak, lucu memang ketika ledekan-ledekan dengan mudahnya terlontar kepada mereka yang memilih berpuasa (menjomblo). Kita korban budaya, saya juga korban budaya. Apakah menurut saya agama lebih penting? Iya, tapi apa daya saya sudah tertarik oleh budaya maka tak bisa di munafikkan saat ini memang budaya lebih menguasai saya.

    Saya tidak berani menikah sebelum kuliah, karena budaya bilang kuliah dulu biar mapan dan banyak duit biar bisa bayar resepsi dan beli seserahan. Saya dipaksa oleh budaya untuk meledek teman-teman yang berpuasa sehingga goyah iman mereka, dan ikutlah mereka mencari pasangan untuk berpacaran. Saya harus kuliah, saya harus sarjana, karena budaya bilang harus sarjana kalau mau gampang cari kerja. Harus sarjana kalo mau jadi orang kaya. Saya ingin menikahi wanita yang saya cintai, tapi budaya datang menegur seraya berkata "Memang kamu punya apa?". Budaya oh budaya, kenapa kau datang menjadi sahabat, sehingga acuhlah aku pada saudaraku yang bernama agama.

    Budaya memang banyak, namun budaya yang saat ini saya katakan adalah budaya sosial. Budaya yang perlahan memaksa kamu untuk melestarikannya. Apakah yang saya jabarkan dalam postingan ini bagian dari budaya? Pemahaman budaya tidak hanya sekedar artefak candi, tari, atau nyanyian. Apa yang kita lakukan, perbuatan yang kita lestarikan, pemahaman yang kita iyakan, itu semua termasuk budaya.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Lebih Penting Mana, Agama atau Budaya? Rating: 5 Reviewed By: Gilang al Qarana
    Scroll to Top